Jakarta, MitraKepolisian — Pelaksanaan Kongres KSPSI Pimpinan Yorrys Raweyai sudah dua tahun tanpa kejelasan. kongres yang harusnya digelar pada tahun 2019, terus molor hingga saat ini.
Kondisi tersebut membuat Federasi Serikat Pekerja Anggota (SPA) dan DPD KSPSI Propinsi meradang. Sebagai pemilik suara, mereka pun siap menggelar Kongres karena organisasi KSPSI secara hukum (De Jure) sudah tidak memiliki kekuatan hukum (legitimate).
Dari informasi yang diperoleh Wartawan, desakan untuk menggelar Kongres KSPSI sudah berlangsung lama. Namun Yorrys Raweyai dengan berbagai alasan terus menunda-nunda pelaksanaan Kongres. Sementara kepengurusan Yorrys Raweyai 2014-2019 telah berakhir sejak dua tahun silam.
Dalam Rapat Pleno DPP KSPSI, pelaksanaan Kongres sudah ditetapkan pada 20 Pebruari 2020, tapi alih-alih akan meninggalkan “legacy”, baik tersedianya kantor tetap, penyempurnaan AD/ART, dan Pendemi COVID-19, pelaksanaan Kongres terus molor dari tahun 2019 hingga November 2021.
Ketidakpastian dan pijakan konstitusi keberadaan DPP KSPSI karena telah habis masa periode kepengurusan (2014-2019) kemudian menjadi bahan kritisi pemilik suara, baik Pengurus, SPA, DPD, maupun DPC. Terlebih Pengurus DPD sudah banyak yang habis periode kepengurusannya.
Kemudian dalam pengelolaan organisasi, Yorrys Raweyai dinilai mengelola organisasi seperti miliknya. Tidak memiliki program yang jelas dan bahkan dinilai organisasi KSPSI hanya dijadikan “kuda tunggangan politik” untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya.
Organisasi SPA seperti LEM (Logam, Elektronik dan Mesin) dengan anggota ratusan ribu mulai bersuara keras. Dalam Rapernas LEM bahkan menyatakan mundur dari Organisasi KSPSI jika tidak ada perubahan.
Arief Minardi selaku Ketua Umum LEM bahkan menyatakan Kepengurusan DPP KSPSI secara hukum sudah tidak sah. Seharusnya Kongres musti dilaksanakan, bukan ditunda-tunda dengan mengorbankan anggota.
Sementara secara terpisah ketika dihubungi awak media, Wakil Ketua Umum Bidang OKK DPP KSPSI, HM. Jusuf Rizal membenarkan adanya desakan untuk melaksanakan kongres, karena kepengurusan memang tidak konstitusional lagi.
“Dalam rapat pleno sudah diputuskan waktunya, namun Ketua Umum Yorrys Raweyai berubah-ubah. Dasarnya harus ada Draft Final revisi AD/ART. Tapi setelah final, bukan mau melaksanakan Kongres tapi malah mau buat Rakernas,” tegas pria yang juga penggiat anti korupsi itu.
Pria berdarah Madura-Batak itu menilai jika pemilik suara seperti SPA dan DPD mau menggelar Kongres, itu sah-sah saja. Sebab jika bicara konstitusi, DPP KSPSI itu sesungguhnya sudah bubar. Selain itu KSPSI itu dibentuk dari Federasi-Federasi yang memenuhi ketentuan hukum.
Ketika ditanya media, jika SPA dan DPD menggelar Kongres KSPSI, apakah mendukung? Menurut Jusuf Rizal selama dijalankan sesuai konstitusi, ia akan ikut memberi dukungan, karena bagi Jusuf Rizal itu sebagai bentuk demokrasi.
“Saya mendukung jika mau dilaksanakan Kongres KSPSI secara mandiri. Sebab Ketum Yorrys Raweyai juga telah menyatakan dalam Rapat Pleno, jika ada yang mau melaksanakan Kongres beliau memberi support,” tegas Jusuf Rizal, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI).
Jusuf Rizal juga menyatakan, tidak mungkin sekelas Yorrys Raweyai mau menjilat ludah sendiri untuk tidak merestui pelaksanaan Kongres. Karena jauh sebelumnya, Yorrys (72 tahun) telah menyatakan akan memberi kesempatan kepada kader muda untuk tampil memimpin KSPSI melalui Kongres.
Bagaimana dengan figur-figur Kandidat Calon Ketum KSPSI periode lima tahun kedepan? Dari nama yang telah diketahui SPA, DPD, maupun DPC ada tiga nama yang menguat. Tiga nama tersebut adalah kader-kader Yorrys Raweyai sudah menjadi sorotan penilaian.
Pertama Dedi Sudarajat, Ketua DPD KSPSI Banten. Meski tergolong muda, pria yang juga Ketum PP SP KEP (Kimia Energi dan Pertambangan) memperoleh dukungan dari banyak DPD, DPC maupun SPA.
Disusul HM. Jusuf Rizal, Waketum DPP KSPSI dan juga Ketum FSPTSI (Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia). Aktivis penggiat anti korupsi ini meski tergolong baru, namun memiliki rekam jejak secara nasional.
Berikutnya, Arif Minardi, MPO KSPSI dan Ketum SP LEM (Logam, Elekronik dan Mesin). Mantan anggota DPR RI ini memiliki dukungan yang juga signifikan dari SPA. Serikat pekerjanya memiliki Anggota ratusan ribu.