banner 728x90

Pemuda Muslimin Indonesia Menyemai Semangat Hari Kebangkitan Nasional

Oleh: Rizki (Ketua Umum Pemuda Muslimin Indonesia PW DKI Jakarta)

SETIAP 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional—sebuah momen historis yang menandai kesadaran kolektif bangsa untuk bangkit dari keterjajahan dan keterbelakangan.


Namun lebih dari sekadar seremoni, Hari Kebangkitan Nasional adalah momentum reflektif untuk menyalakan kembali api semangat perjuangan, khususnya di kalangan pemuda.

Pemuda Muslimin Indonesia (PMI), sebagai salah satu organisasi pemuda Islam tertua di negeri ini, lahir dari rahim perjuangan.

Sejak awal berdirinya, organisasi ini telah menjadi bagian penting dalam membentuk kesadaran kebangsaan, memperjuangkan kemerdekaan, dan membangun masyarakat yang berkeadaban. Kami tidak berdiri di luar sejarah, kami adalah bagian darinya.

Dalam konteks inilah, sosok KH Agus Salim menjadi inspirasi yang tak lekang oleh waktu. Tokoh pergerakan yang dikenal sebagai diplomat ulung, jurnalis tajam, dan pemikir kebangsaan ini pernah berkata:

Kemerdekaan itu bukanlah tujuan akhir, tetapi jembatan untuk membangun kehidupan yang adil dan makmur.”

Ucapan ini menggambarkan bahwa perjuangan pemuda tidak berhenti setelah kemerdekaan diraih, melainkan harus berlanjut dalam mengisi kemerdekaan dengan karya dan kontribusi nyata.

Pemuda hari ini menghadapi tantangan yang berbeda dibanding masa lalu: arus globalisasi, krisis identitas, kemiskinan informasi, dan degradasi moral.

Namun, semangat kebangkitan tetap relevan. Ia hadir dalam bentuk kegigihan belajar, keberanian bersuara, kejujuran dalam bertindak, dan kepedulian sosial yang tinggi.

Sebagai Ketua Umum Pemuda Muslimin Indonesia PW DKI Jakarta, saya percaya bahwa nilai-nilai Islam yang inklusif, progresif, dan humanis adalah bekal utama untuk menavigasi masa depan bangsa.

Kami meyakini bahwa kebangkitan hari ini adalah tentang bangkitnya integritas, akhlak, dan semangat kolaborasi di tengah masyarakat yang majemuk.

KH Agus Salim pernah pula menekankan, “Seorang pemuda tidak cukup hanya cerdas, tetapi harus juga jujur dan berani.”

Inilah ruh yang ingin terus kami rawat dan wariskan kepada generasi selanjutnya. Karena sejatinya, pemuda adalah pemegang obor yang menerangi jalan panjang bangsa menuju cita-cita besar: masyarakat adil dan makmur dalam ridha Allah.

Lebih jauh lagi, pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto, guru para pendiri bangsa dan tokoh besar Sarekat Islam, turut memperkaya makna kebangkitan nasional.

Ia pernah menyatakan: “Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti jurnalis dan bicaralah seperti orator.

Ucapan ini menegaskan pentingnya kecakapan intelektual dan komunikasi bagi pemuda yang ingin membawa perubahan.

Bagi Tjokroaminoto, kebangkitan sejati bukan hanya soal kemerdekaan politik, tetapi juga kebangkitan sosial, ekonomi, dan spiritual umat—dimulai dari kesadaran pemuda akan peran strategis mereka dalam sejarah.

Ia juga menegaskan bahwa “bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”

Inilah keyakinan yang harus tertanam dalam jiwa pemuda Muslimin: menjadi pelopor kebangkitan yang percaya pada kekuatan moral, ilmu, dan persatuan.

Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar mengenang, tapi api spirit untuk melanjutkan dan menyempurnakan perjuangan. Indonesia berada dalam pusaran sejarah penting menuju usia ke-100 tahun dalam tajuk Indonesia Emas 2045.

Dalam momen krusial ini kondisi geopolitik memanas dengan konflik di berbagai belahan dunia. Ini menjadi panggilan sejarah bagi para pemuda untuk menjadi api spirit dan penggerak untuk mewujudkan cita-cita besar Indonesia Emas 2045 dan visi Islam rahmatan lil alamin.

Islam memiliki risalah tentang pemuda yang berpesan: “Pemuda adalah harapan umat.” Menjadi tanggung jawab sejarah bagi para pemuda dan terkhusus pemuda Muslimin dalam menjadi tumpuan kemajuan umat dan bangsa.

Di depan kita terbentang tugas dan tanggung jawab sejarah yang menentukan masa depan bangsa.

Mari kita bangkit bersama—dengan semangat, dengan amal, dan dengan harapan.

Karena Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar pemuda yang bangga akan sejarah; Indonesia membutuhkan pemuda yang siap menciptakan sejarah.

Mari kita tempuh titian sejarah – dengan api semangat pemuda kita songsong mimpi besar, dengan energi besar pemuda kita sambut masa depan. Untuk kita dedikasikan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan, kemakmuran, dan kemajuan umat dan bangsa.

Mau punya Media Online sendiri?
Tapi gak tau cara buatnya?
Humm, tenang , ada Ar Media Kreatif , 
Jasa pembuatan website berita (media online)
Sejak tahun 2018, sudah ratusan Media Online 
yang dibuat tersebar diberbagai daerah seluruh Indonesia.
Info dan Konsultasi - Kontak 
@Website ini adalah klien Ar Media Kreatif disupport 
dan didukung penuh oleh Ar Media Kreatif
banner 728x90