User Icon Hai pembaca setia! Temukan solusi media online Anda di AMK WebDev.

Haidar Alwi: Bangkitkan Ekonomi Indonesia dari Perut Bumi Sendiri

Ir. Haidar Alwi, MT.
Iklan

Jakarta, MitraKepolisian.com  – R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, tegas menyatakan bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia bukan sekadar harta tambang, melainkan modal terbesar bagi kedaulatan ekonomi bangsa. Namun, kenyataannya rakyat masih terlupakan. “Kita pemimpin dunia dalam produksi emas, batu bara, dan nikel. Tetapi yang menikmati justru bukan rakyat, melainkan pihak asing atau elite tertentu,” ungkapnya dalam forum diskusi kebijakan nasional.

Menurut Haidar Alwi, jika Indonesia benar-benar ingin bangkit sebagai bangsa yang mandiri dan makmur, saatnya mengelola kekayaan alam sesuai semangat nasionalisme: dari hulu ke hilir, untuk rakyat, dan dipimpin oleh bangsa itu sendiri.

*Data Tambang Terkini: Dominasi Global dengan Tantangan Baru.*

*Emas:*
Produksi emas Indonesia stagnan di 100 ton/tahun (2023–2024), berada di peringkat 10 dunia. Perusahaan seperti Archi Indonesia optimistis tumbuh 25% di 2025 dari 93,4 koz menjadi 117 koz. Antam ditargetkan menjual 45 ton emas sepanjang 2025.

*Batu Bara:*
Produksi tahun 2025 diperkirakan mencapai sekitar 800 juta ton, meskipun lesu permintaan global, terutama dari China dan India. Penurunan ekspor awal 2025 menyebabkan harga dan pendapatan negara menurun.

*Nikel:*
Produksi nikel melonjak dari 3,363 juta ton (2023) ke 3,526 juta ton (2024), dan diproyeksikan terus naik pada 2025. Harga global fluktuatif, sempat berada di kisaran US$15.150–16.013/ton pada pertengahan 2025. Cadangan nikel Indonesia terbesar dunia, dengan kawasan utama di Morowali Industrial Park.

*Kaya Produksi, Rentan Volatilitas.*

*Menurut Haidar Alwi,* meskipun volume tambang Indonesia luar biasa, namun:

Stagnasi emas menunjukkan hilirisasi lemah dan terlalu bergantung pada pasar global tanpa menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

Batu bara rentan terhadap gejolak pasar global, harga dan permintaan menurun, padahal struktur ekonomi yang bergantung padanya belum siap transisi.

Nikel memang naik drastis, namun harga fluktuatif akibat oversupply dan belum diimbangi hilirisasi baterai & EV domestik, Indonesia banyak mendirikan smelter, tapi investasi teknologi masih dari pihak asing.

*Haidar Alwi menyebut* fenomena ini sebagai kutukan sumber daya: melimpah SDA, tapi ekonomi masyarakat miskin karena kontrol hilir yang tidak berfungsi untuk rakyat.

Untuk itu, Haidar Alwi menekankan kembali pentingnya menjalankan amanat Pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi:

Iklan

*”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”*

Pasal tersebut, menurut Haidar Alwi, adalah dasar konstitusional yang menegaskan bahwa kekayaan alam Indonesia bukan untuk diekspor mentah atau dikendalikan asing, melainkan untuk menjamin keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

*Solusi Nasionalis ala Haidar Alwi: Ubah Kebijakan, Bangun Kedaulatan.*

*1. Gencarkan Tambang Rakyat Sesuai UUD 1945.*
Haidar Alwi mendorong legalisasi dan penguatan tambang rakyat melalui sistem perizinan mikro yang ketat dan diawasi negara. Dengan pengelolaan sesuai undang-undang dan Pasal 33 UUD 1945, tambang rakyat bisa menjadi sumber penghidupan langsung yang adil, berkelanjutan, dan berdaulat secara hukum dan ekonomi.

*2. Hilirisasi Emas hingga Produk Akhir.*
Negara perlu investasi langsung dalam pemurnian dan industri perhiasan/elektronik, bukan hanya ekspor emas mentah. Dukungan pada UMKM emas juga sangat strategis untuk menciptakan ekonomi berbasis lokal.

*3. Transisi Batu Bara melalui Pajak Karbon dan Energi Bersih.*
Haidar Alwi mendorong pemberlakuan pajak karbon progresif dan pemanfaatan hasil pajak untuk membiayai energi terbarukan di wilayah tambang seperti surya, mikrohidro, dan panas bumi.

*4. Ekonomi Baterai & EV (Electric Vehicle) Berbasis Nikel Lokal.*

EV adalah Electric Vehicle, atau dalam bahasa Indonesia disebut kendaraan listrik, dalam hal ini Haidar Alwi menegaskan bahwa Pusat riset & pabrik baterai nasional harus diwajibkan menggunakan minimal 50% komponen lokal. Morowali harus menjadi pusat industri EV berskala nasional, bukan hanya untuk ekspor.

*5. Blok ASEAN Tambang Strategis.*
Indonesia perlu memimpin pembentukan konsorsium sumber daya ASEAN untuk logam strategis. Tujuannya adalah meningkatkan daya tawar kawasan terhadap pasar global, sekaligus menjaga stabilitas harga.

6. Dividen Rakyat & Dana Abadi SDA
Setiap keuntungan dari tambang dialirkan ke masyarakat melalui Dana Abadi Nasional dan dividen rakyat wilayah terdampak. Pengelolaan dana ini harus transparan dan digunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan pembangunan jangka panjang.

*Waktu Bangkit Telah Tiba.*

Haidar Alwi menegaskan:
*“Kita sudah kaya, tapi masih miskin dalam sistem. Kita harus bangkit dari perut bumi sendiri, dengan kebijakan, teknologi, dan hati yang nasionalis. Saatnya bukan lagi mengekspor kekayaan mentah, melainkan menjadikan negara berdaulat dan berkeadilan sosial.” pungkas Haidar Alwi.*

Sponsored
Mau punya website berita sendiri?
Sejak 2018, Ar Media Kreatif telah membangun ratusan media online di seluruh Indonesia.
Kunjungi sekarang →

AMK WebDev

Bangun portal berita profesional & ringan.

💬 Konsultasi Globe News

Media Online Siap Pakai

Desain menarik, panel redaksi, dan dukungan SEO.

📞 Hubungi Kami News Globe