SIDOARJO, MITRAKEPOLISIAN – Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (YAMI) menggelar konseling gratis kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam peringatan Hari Autism se-Dunia 2021.
“Acara ini bertujuan untuk membantu ananda-ananda istimewa yang berkebutuhan khusus di bawah naungan YAMI,” ujar Ketua Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (YAMI) Yenni Dharmawanti, S.E.
Acara ini menjadi istimewa karena menghadirkan consellor yang sangat berpengalaman dan menguasai bidang keilmuan tentang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dia adalah Ineke Putriana Fauzi AMd.OT. seorang praktisi dan konsultan okupasi terapi anak dari Veracious Homecare.
Pada acara itu, Ineke turut merasakan kegembiraannya telah berkesempatan memberikan konsultasi kepada keluarga dan terapi gratis terhadap anak-anak berkebutuhan khusus yang telah mendapatkan undangan dari YAMI.
“Ini adalah bagian dari panggilan profesi dan wujud kepedulian kami sebagai praktisi di bidang Okupasi Terapi,” ujar Ineke kepada media, Sabtu (11/4/2021).
Ia menjelaskan, Okupasi terapi adalah profesi yang membantu orang di seluruh umur untuk melakukan hal-hal yang mereka inginkan dan perlu lakukan melalui penggunaan terapeutik aktivitas sehari-hari.
Okupasi terapi pada anak memberikan pelayanan observasi, assessment, dan rangkaian intervensi terapi pada ABK atau anak – anak dengan masalah keterlambatan dan gangguan pertumbuhan, perkembangan dalam motorik, sensorik, kognitif, komunikasi, produktivitas dan sosialisasi.
“Semua tentu disesuaikan dengan masalah atau gangguan pada masing-masing anak,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ineke memaparkan bahwa posisi profesi ini kalau di rumah sakit di bawah naungan rehab medik, di klinik anak di bawah naungan psikolog anak, dan kalau di sekolah bekerja sama dengan tim yang ada di sekolah.
Dari hasil observasi dan interview terhadap orang tua yang hadir menemani putra-putrinya, ternyata di Sidoarjo tidak semaju kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya.
“Sebab sembilan dari 10 peserta yang mengikuti proses konseling rata-rata belum pernah ikut program terapi Sensori Integrasi,” ungkap Ms Inne, sapaan akrabnya.
Untuk kedepannya, Ineke akan menyampaikan informasi-informasi ini ke organisasi seprofesinya agar dapat membantu memberikan edukasi lebih jauh.
“Tidak hanya khusus di Sidoarjo saja, tapi seluruh daerah di Indonesia,” pungkas Ms INNE yang juga alumni Universitas Indonesia itu.
Adapun Hamidah, seorang ibu asal Carat, Pasuruan mengantar anaknya yang bernama Steven mengikuti program konseling dan sudah bergabung di yayasan AMI sejak bulan Juni 2020. Saat itu anaknya ikut dalam acara khitan masal ABK.
Hamidah mengatakan sangat terbantu dengan program-program yang diadakan Yayasan AMI seperti pijat massage untuk anak autis, khitan dan konseling, terangnya.
Sementara itu, Gus Yasin Founder Crisis Center Dhuafa (CCD) mengaku punya kepedulian yang sama dengan Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (YAMI) yaitu memberikan dukungan penguatan pembelajaran kemandirian kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus.
“Memang selama ini CCD lebih ke arah gerakan karikatif, tapi kedepannya CCD ingin nuansa Empowering. Jadi kegiatan yang diadakan YAMI didukung sepenuhnya oleh CCD,” jelasnya.
Gus Yasin menyebut sinergi ksli ini bentuk bantuannya berupa beras dan uang tunai untuk keluarga anak ABK agar dapat menopang kehidupan sehari-hari keluarga mereka.
Dari data yang terhimpun, bahwa ada orang tua dari anak-anak berkebutuhan khusus yang ayahnya telah meninggal dan termasuk yatim, secara ekonomi harus di bantu secara ekonomi.
“Selain anaknya didampingi proses pembelajarannya, keluarganya juga harus dibantu syukur-syukur dimandirikan,” tegasnya.
CCD mencari formula bagaimanakah kedepannya agar lebih mandiri, semisal diberikan modal usaha dsn lainnya. Namun semua serba mungkin tetapi harus melalui assessment terlebih dahulu.
Kagum melihat semangat tinggi dari keluarga para ABK, ada yang berdomisili di Kejapanan yang jaraknya puluhan kilometer yang rela jauh-jauh datang untuk mengikuti program konseling psikiater gratis yang diadakan YAMI.
“Ini adalah suatu bentuk semangat yang tinggi dan suatu aset berharga, saya juga menghimbau ada respon dari berbagai pihak termasuk pemerintah. Agar anak-anak yang berkebutuhan khusus ini tidak merasa terpinggirkan/ termarjinalkan dan mendapatkan kesetaraan,” tandas Gus Yasiin.
Sebelumnya, Program konseling gratis Dalam rangka memperingati hari autism se-dunia yang dilaksanakan oleh YAMI diikuti sekitar 8 Ananda istimewa berkebutuhan khusus.
Kegiatan bertempat di Rumah Prestasi Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (YAMI) Center Official di Perumahan Puri Surya jaya cluster vancouver blok J9 nomor 10 gedangan Sidoarjo.
Acara ini didukung oleh Ineke Putriana Fauzi AMd.OT. praktisi dan ahli okupasi terapi dari Veracious Homecare, Ikatan Alumni Universitas Indonesia / ILUNI Psikologi, Crisis Center Dhuafa (CCD) LIRA NEWS, LIRA Disability Care, Konco muslim dll.
Dari pantauan media di venue acara, sesi konseling antara orang tua dan ABK dilaksanakan dengan standar protocol kesehatan COVID-19. Untuk menghindari keerumunan, para peserta sudah diberikan jam berkunjung yang sudah ditentukan di dalam undangan yang telah disebar sebelumnya.