JAKARTA, MITRAKEPOLISIAN — Lembaga Swadaya Masyarakat Lumbung Informasi Rakyat (LSM LIRA) mengkritik permintaan maaf Menteri Perdagangan M.Lutfi atas promosi produk khas daerah Bipang Ambawang oleh Presiden Jokowi yang menjadi polemik di masyarakat. (Bipang akronim kuliner Babi Panggang).
Presiden menyampaikan hal itu agar masyarakat membeli produk Bipang Ambawang saat mempromosikan produk dalam negeri pada Hari Bangga Buatan Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan, 5 Mei 2021.
“Seharusnya Lutfi tidak perlu meminta maaf atas pidato Presiden Jokowi yang mengajak warga belanja kuliner makanan khas daerah dan tidak perlu mudik lebaran. Permohonan maaf itu justru kontraproduktif terhadap keberagaman bangsa Indonesia dan terlihat Presiden Jokowi seolah tidak paham kontek dan konten,” tegas Presiden dan sekaligus Dewan Pendiri LSM LIRA, HM. Jusuf Rizal kepada media di Jakarta, Senin (10/5/2021).
Sebagaimana ramai di publik Pidato Presiden itu diunggah di akun YouTube Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 5 Mei 2021. Pada saat itu, Kemendag menggelar Hari Bangga Buatan Indonesia. Beragam komentar muncul hingga kemudian Mendag M. Lutfi meminta maaf atas promosi produk khas daerah buatan Indonesia.
Lebih lanjut Jusuf Rizal yang juga Ketua Presidium Relawan Jokowi-KH.Ma’ruf Amin The President Center menilai tak ada salahnya Presiden Jokowi mempromosikan berbagai produk buatan anak bangsa, baik itu yang dikonsumsi rakyat Indonesia yang muslim maupun non muslim. Itu menunjukkan Presiden Jokowi menghargai keberagaman dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Harus dipahami bahwa Indonesia bukan hanya dihuni oleh mereka yang muslim, tapi juga non muslim. Produk-produk Indonesia juga tentu ada yang tidak bisa dikonsumsi masyarakat muslim, karena ini diberi label “halal”. Produk seperti Bibang Ambawang tentu ditujukan kepada yang non muslim,” papar pria berdarah Madura-Batak yang juga Sekjen Perkumpulan Media Online Indonesia (MOI) itu.
Karena itu, pria kader NU itu menilai permohonan maaf Lutfi justru tidak mencerminkan jiwa keberagaman dan tidak baik bagi Presiden Jokowi. Itu juga mencederai rakyat Indonesia yang non muslim. Seolah produk khas daerah dalam negeri seperti Bipang Ambawang tidak layak ikut dipromosikan oleh pemimpin bangsa Indonesia.
Jusuf Rizal juga memberi masukan kedepan para pejabat pembantu pembantu Presiden Jokowi, hendaknya harus hati-hati dan cermat dalam membuat materi dan laporan yang akan disampaikan Presiden Jokowi kepada masyarakat.
“Perhatikanlah sosio kultural, agama, serta keberagaman kita. Saat ini, era digital dinama informasi yang kurang tepat mudah diserap oleh masyarakat,” tandas Jusuf Rizal.