Jakarta, MitraKepolisian – Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) HM. Jusuf Rizal mengkritik pengecatan pesawat kepresidenan yang dilakukan saat krisis akibat Pendemi Covid-19.
“Seharusnya pemerintah punya sense of crisis mengingat rakyat lagi susah dengan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat),” kata Jusuf Rizal kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/8/2021).
Jusuf Rizal menilai pemerintah seharusnya mengedepankan sense of crisis di tengah masyarakat yang sedang susah karena terdampak PPKM.
“Sementara pemerintah melakukan pemborosan hanya untuk “ngecat” pesawat kepresidenan yang menurut kami belum begitu urgent,” tegas Presiden LSM LIRA, HM. Jusuf Rizal yang juga Ketua Presidium Relawan Jokowi-KH.Ma’ruf Amin The President Center.
Meski pihak Istana membantah pengecatan pesawat sebagai bentuk foya-foya (pemborosan), tetapi Jusuf Rizal menilai, tetap tidak etis dilakukan saat kondisi pandemi Covod-19, apalagi itu hanya untuk pengecatan.
“Memang nilainya Rp2,1 miliar, misalnya. Tetapi substansinya bukan hanya pada masalah biaya, tapi sense of crisis. Belum perlulah ngeluarin biaya hanya untuk mengubah warna,” tegas Jusuf Rizal.
Ia sependapat jika pesawat ke-Presidenan perlu perawatan rutin. Tapi bukan harus dicat yang kemudian mengeluarkan biaya. Kan bisa ditunda setelah Pendemi Covid-19, meski biayanya sudah dianggarkan.
Lebih baik pengetatan anggaran, jangan foya-foya (pemborosan), karena beban negara juga makin berat kedepan dengan hutang yang terus membengkak. Jadi sebaiknya pemerintah harus punya sense Of crisis.
Sementara sebelumnya kepada media Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono pun meluruskan tudingan yang menyebutkan pengecatan ulang sebagai pemborosan.
“Pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak tahun 2019 serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara. Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN,” kata Heru dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 Agustus 2021.
Heru menyampaikan pengecatan pesawat kepresidenan sudah direncanakan dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 2020. Namun, kegiatan itu tak bisa langsung dilakukan karena pesawat itu belum memasuki waktu perawatan rutin.
Ia berkata pesawat kepresidenan itu baru masuk jadwal perawatan rutin tahun ini. Pengecatan pun dilakukan bersamaan dengan perawatan seluruh komponen.